Saturday, June 2, 2012

Start from scratch

Semua dimulai dari goresan-goresan mimpi. Dan pekerjaan bengkel kecil-kecilan.




Dari sekedar ketertarikan akan permainan kincir air sederhana ketika belia di pedalaman Kalimantan Barat.
Dan kegigihan untuk terus mewujudkan mimpi "menerangi" kampung halaman agar tidak kalah dengan di Jawa.Yang semakin lama bukan meredup tetapi justru membesar menjadi "menerangi" seluruh pelosok negeri.

Yah...semua bermula dari rasa ingin tahu yang besar ditambah bumbu keisengan bereksperimen dan mimpi yang jauh melewati jamannya. Ketika di tahun 80an seakan minyak bumi tidak ada habisnya, dan perkembangan sumber energi terbarukan belum segencar sekarang.

Kincir Ismun muncul sebagai karya yang otentik, hampir terlupakan (teknologi kincir konvensional sudah lama ditinggalkan karena efisiensinya rendah), dengan konsep sederhana yang meniadakan hampir semua kelemahan kincir konvensional yaitu efek tertahannya putaran akibat blade(daun) yang tercelup memukul air, membutuhkan waktu untuk tenggelam. Begitu juga dengan blade yang berputar terangkat, seakan mengangkat kolom air. Hal ini tidak terjadi pada Kincir Ismun karena mekanisme "engsel"nya. Jadi seakan mengiris masuk ke air dan bekerja penuh hanya untuk memutar poros kincir. Dan ketika akan terangkat, lepas begitu saja tanpa mengangkat kolom air diatasnya. Akibatnya rugi aliran karena efek tahanan air hampir nol dan energi putaran tersebut dapat digunakan sepenuhnya untuk memutar generator listrik.




 

No comments:

Post a Comment